Duniamaya.my.id
Foto obat-obatan (depositphotos.com)

Duniamaya - Obat-obatan adalah satu hal yang diperlukan jika seseorang mengalami sakit. Selain sebagai penanganan pertama, obat-obatan biasa dikonsumsi untuk mengobati berbagai penyakit secara terus menerus.

Diluar sana baik itu di apotik ataupun di pasaran, obat pun banyak dijual terutama obat batuk. 

Obat batuk sendiri memiliki beragam fungsi dan kandungan yang berbeda-beda sesuai penyebab batuk tersebut dan jenis penyakitnya.

Obat batuk dibagi menjadi beberapa macam diantaranya obat batuk berdahak, tidak berdahak, obat batuk dan flu, obat batuk kering, obat batuk alergi, bahkan sampai obat batuk dan pilek.

Tidak menutup kemungkinan bahwa kita dapat salah membeli dan mengonsumi salah satu obat batuk tersebut. Maka dari itu, melalui artikel ini akan saya jelaskan terkait jenis obat batuk, fungsi, kandungan, dan efek sampingnya.

Baca juga : Gemar Makan Es Batu? Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Jenis Obat Batuk dan Fungsinya

Terdapat banyak sekali jenis obat batuk yang tersebar di pasaran dengan bahan aktif dan fungsi yang berbeda pula, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Antitusif

Di lansir dari laman resmi patient, obat batuk ini bekerja dengan cara mengurangi refleks batuk.
Fungsi obat ini adalah untuk  mengatasi batuk kering.
Contoh dari obat ini adalah Dextromethorphan, Pholcodine.

2. Ekspekstoran

Obat batuk ini bekerja langsung ke saluran pernafasan, dengan cara melonggarkan saluran napas, sehingga penderita dapat mengeluarkan dahak dan lendiri secara berlebih.
Fungsi obat batuk ini adalah untuk mengobati batuk berdahak.
Contoh dari obat ini adalah Guaifenesin dan Ipecacuanha.


3. Antihistamin

Obat batuk ini bekerja dengan pelepasan zat atau histamin yang di keluarkan tubuh saat terjadi alergi atau infeksi. Dengan pelepasan zat tersebut, maka lendir yang berada didalam paru-paru dapat keluar dan paru-paru bersih dari lendir.
Fungsi obat batuk ini adalah mengatasi batuk karena alergi atau infeksi.
Contoh dari obat ini adalah Brompheniramine, Clorophenamine, Diphenydramine, Triprolidine, dan doxylamine.


4. Dekongestan

Obat batuk ini bekerja dengan penyempitan pembuluh darah pada rongga hidung dan paru-paru. 
Fungsi obat batuk ini adalah untuk mengobati batuk pilek dan batuk flu.
Contoh dari obat ini adalah Fenilefrin, Pseudoefedrin, Efedrin, Oxymetazoline, dan Xylometazoline.

5. Obat Batuk Kombinasi

Dilansir dari laman resmi WebMD, beberapa obat batuk memiliki kombinasi antara empat kandungan diatas tersebut. Obat batuk ini juga biasa dibuat dengan kombinasi penghilang rasa sakit.
Fungsi obat batuk ini adalah mengatasi batuk yang disertai dengan gejala flu seperti tidak enak badan, hidung tersumbat, dan tubuh terasa nyeri.

Efek Samping Obat Batuk

Efek samping memang pasti ada dari setiap obat. Seperti layaknya obat yang beredar dipasaran, obat batuk juga baik dikonsumsi untuk orang dewasa bahkan anak-anak dalam catatan di atas usia 6 tahun.

Anak-anak dengan rentan usia dibawah 6 tahun disarankan untuk konsumsi obat batuk alami atau obat batuk yang di resepkan oleh dokter.

Demikian juga dengan ibu hamil, orang tua, ibu menyusui, orang dengan penyakit bawaan, orang dengan penyakit yang kronis pun tidak dapat dengan asal mengonsumi obat batuk yang beredar bebas di pasaran.

Sebelum mengonsumi obat batuk, alangkah lebih baiknya anda membelinya di apotik dan bertanya kepada apoteker tersebut kegunaan dan efek samping obat tersebut.

Ingin mengetahui tentang penangan COVID-19 di Indonesia? Klik disini

Selalu baca dan cermati fungsi dan efek samping obat tersebut. Pasalnya tidak sedikit obat batuk yang mengandung tambahan bahan lain seperti Ibuprofen, Paracetamol, dan lainnya. Hindari konsumsi obat-obatan dengan dosis tinggi karena hal itu dapat membahayakan diri anda sendiri.

Obat batuk dengan jenis Dextromethorphan dapat mempengaruhi obat anti depressan seperti jenis penghambat oksidade monoamine (MOAI) reaksi dari dua obat ini dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

Selain itu, penderita tekanan darah tinggi dan penyakit jantung harus dengan sangat hati-hati dalam mengonsumi obat jenis Dekongestan.

Agar lebih aman, jika anda sedang menjalani proses pengobatan baik itu rawat inap maupin rawat jalan, alangkah baiknya tanyakan dulu pada dokter anda obat batuk yang harus anda konsumsi sebelum membeli obat yang dijual di pasaran secara bebas.

Jika anda mengonsumi obat batuk secara lebih dari atau sekitar dua minggu dan tidak kunjung ada perubahan, maka segeralah kunjungi tenaga kesehatan terdekat untuk sekedar berkonsultasi atau melakukan perawatan yang lebih mendalam.

Akhir kata :

Halo para pembaca, saat ini tim Duniamaya belum memiliki tim medis, sehingga belum dapat memberikan diagnosis terkait.

Kami disini hanya memberikan informasi yang kami tahu, dan sudah terjamin kebenarannya. Karena, sebelum menulis artikel ini kami melakukan riset terlebih dahulu dan mengumpulkan sumber sumber yang terpercaya.

Jaga kesehatan, sehat itu murah namun akan menjadi mahal apabila anda sudah sakit, sayangi diri dan keluarga anda sendiri. Kalo bukan kita siapa lagi?

Untuk kritik dan saran harap lampirkan di komentar atau bisa hubungi saya melalui email  : adhari1712@gmail.com, Instagram:@adhriirwn_ , atau facebook: Adhari Irawan.

Selalu jaga kesehatan kalian dan keluarga, semoga artikel ini bermanfaat. Ikuti terus blog ini agar mendapat info kesehatan lainnya. Terimakasih